Meritokrasi Dalam Tinjauan Nepotisme dan Favoritisme Pada Seleksi Kandidat Pimpinan Partai Politik

Studi Kasus Partai Aksi Rakyat (PAP) di Singapura

Sumber gambar : donlowcomics

Sebuah keprihatinan tersendiri bagi kita semua di alam demokrasi yang mulai berkembang di Indonesia, masih dominannya budaya politik yang tidak berbasis asas keadilan dalam proses rekrutmen elit partai politik. Adanya partai politik yang mengangkat pimpinan partainya hanya melalui jalur-jalur Nepotisme dan Favoritisme tentunya sangat melukai demokrasi itu sendiri, Siapa yang lebih dekat pada kekuasaan dan memiliki ​privilege pada sumber daya logistik kepartaian akan langsung dapat mencuat kepuncak pimpinan partai politik. Partai politik lebih mengedepankan pragmatisme dalam berpolitik dibanding mengedepankan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan dalam tubuh mesin demokrasi (partai politik) di negara ini. Konsep meritokrasi dalam partai politik di Indonesia masih kalah oleh budaya feodal yang merupakan keyakinan turun temurun di negeri ini. maka tulisan ini akan membedah sedikit apa itu meritokrasi dalam partai politik dan bagaimana contoh partai yang pernah mempraktekknya.

Baca lebih lanjut

PILKADES Kok Kehilangan Akal Sehat

Seorang filosuf Yunani, Marcus Aurelius pernah mengatakan “Everything we hear is an opinion, not a fact. Everything we see is a perspective, not the truth” atau kalau dibahasakan ke bahasa kita kurang lebih demikian “Semua yang kita dengar adalah opini, bukan fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran”.

Baca lebih lanjut

Politik Dalam Lingkaran Para Pemodal

Banyaknya pertanyaan yang berputar diotak saya sejak dahulu adalah mengapa produk-produk politik yang dihasilkan para politisi itu selalu tidak berbanding lurus dengan janji-janji politiknya ketika kampanye, sehingga ketika ditanyakan kepada masyarakat apakah mereka sudah puas dengan apa yang dilakukan para politisi pastilah jawabanya adalah jawaban yang pesimis dan penuh kejengkelan -kendati tidak semua. Baca lebih lanjut